My Corner (Happy Think, Happy Life)

Indari Mastuti : Mimpi Kartini Masa Kini

ibu kita Kartini, putri sejati
putri Indonesia, harum namanya
ibu kita Kartini, pendekar bangsa
pendekar kaumnya untuk merdeka

Wah pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu ibu Kita Kartini yang digubah oleh WR . Supratman. Tentunya sebagai anak bangsa, siapa yang tidak kenal dengan Radeng Ajeng Kartini?

Ayo ngacung! siapa yang gak kenal? *Apa,  hari gini belum tau ibu Kartini? Apa kata dunia??? Apa, gak kenal? yah.. nilai sejarahnya berapa sih? Belum tau juga? Baca buku sejarahnya yang benar. Malas? Googling doong. Apa, males googling? Ngomong aja deh ama tembok!*

Raden Ajeng Kartini atau yang sering dikenal dengan nama ibu Kartini merupakan keturunan keluarga terpandang di Jawa.  Ibu Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Sebagai keturunan keluarga ningrat, Kartini tidak kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta buku-buku yang memadai. Berbeda dengan yang lain pada masanya, dimana pendidikan adalah barang mahal dan masih jarang perempuan yang bersekolah.

Kartini pernah merasakan pendidikan  hingga sekolah dasar.  Dengan lingkungan keluarga yang mewariskan pendidikan dalam  kehidupannya, maka Kartini kecil lahir dengan watak yang haus akan ilmu pengetahuan. Sebenarnya Kartini ingin sekali melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun ayahnya tidak mengizinkannya. Kartini sebenarnya sedih, namun ia juga tak bisa membantah perintah ayahnya karena masih kuatnya adat istiadat yang dipegang oleh masyarakat saat itu.

Akhirnya Kartini pun hidup dalam pingitan sampai  pada usia cukup menikah. Dalam pingitan tersebut, Kartini tidak menyia-nyiakan waktunya. Demi mengusir rasa bosannya  Kartini menghabiskan waktu untuk membaca. Berbagai buku ilmu pengetahuan ia baca dengan lahap, sehingga ilmu pengetahuan dan wawasannya terus bertambah walaupun dalam pingitan. Dia pun tak segan bertanya kepada ayahnya jika ada hal yang tak ia mengerti.

Banyak karya dan pemikiran wanita Eropa yang dikaguminya. Terlebih lagi kebebasan mereka untuk bisa terus bersekolah. Rasa kagum itu menginspirasinya untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam pandangannya, wanita tidak hanya harus bisa urusan  dapur, sumur dan kasur saja. Lebih dari itu, wanita juga harus bisa dan punya wawasan dan ilmu yang luas. Kartini pun mulai bergerak mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajari baca tulis dan pengetahuan lainnya. Makin hari, Kartini makin disibukkan dengan aktivitas membaca dan mengajarnya.

Sebagai anak seorang bangsawan, tentunya tak sulit bagi Kartini untuk melahap berbagai buku bacaan. Buku bacaan yang berasal dari negara Eropa pun ia lahap. Kartini tidak hanya gemar membaca saja, namun juga ia pandai menulis dan berkorespondensi. Kartini pun banyak mendapatkan teman yang berasal dari Eropa.

Suatu hari Kartini memohon kepada Mr. J.H. Abendanon untuk memberinya beasiswa sekolah di Belanda. Belum sempat permohonan tersebut dikabulkan dia dinikahkah oleh Adipati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat.

Sumber gambar : dbiografi.com

Sumber gambar : dbiografi.com

Setelah menikah, Kartini pun ikut suminya ke Rembang. Meskipun kini Kartini telah menikah, namun cita-citanya untuk memajukan kaum wanita pada zamannya tak pernah padam. Beruntung suaminya mendukung penuh apa yang dicita-citakan oleh Kartini, sehingga ia bisa mendirikan sekolah wanita yang dikenal dengan nama Sekolah kartini di berbagai daerah seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan sebagainya.

Semangat Kartini untuk memajukan kaum perempuan terus membara, bahkan hingga ia berhasil melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Kartini meninggal setelah ia berhasil melahirkan pada tanggal 17 September 1904,  di usia 25 tahun. Dan ia menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa.

Surat-surat korespondensinya dengan teman-temannya di Belanda kemudian dibukukan oleh Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku ini telah menginspirasi banyak wanita, tidak saja, wanita di zamannya tapi juga wanita kini dan masa depan.

Kini, setelah 110 tahun telah terlewati. Wanita bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bahkan perannya di dalam masyarakat sudah mulai diperhitungkan. Meskipun begitu, para wanita tak bisa melepaskan kodratnya begitu saja. Mereka masih harus berjuang dan berperan di dalam rumah tangga.

Wanita yang berperan di dalam rumah tangga apakah bisa begitu saja bisa melepaskan semua pendidikannya? apakah tidak berguna gelar dan ilmu pengetahuan yang telah di dapatnya di bangku sekolah bahkan hingga kuliah? tentu saja tidak kawan.

Wanita yang berumah tangga pun tentulah harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas demi bisa mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Wanita yang setiap harinya berkutat dalam urusan rumah tangga pun masih harus memiliki Mimpi yang tinggi, yang tidak bisa ditanggalkan begitu saja. Bermimpi dan terus bermimpi  serta mewujudkannya sambil terus bisa menjalankan perannya sebagai seorang perempuan, istri dan ibu rumah tangga yang baik tentunya.

Seperti seorang ibu Rumah tangga yang satu ini. Dia adalah seorang pemimpi. Perempuan kelahiran Bandung 9 Juli 1980 ini memiliki nama asli Indari Mastuti Rezki Resmiyati  Soleh Addy. Ia biasa dikenal dengan nama Indari Mastuti. Ia seorang blogger, penulis dan entrepreneur di bidang jasa copy writing dengan brand Indscript  Creative. Seorang wanita sekaligus ibu dari dua orang anak yang bernama Nanit dan Amar ini adalah seorang wanita yang enerjik, penuh semangat dan juga sangaat bersahabat. Setidaknya itu yang saya tafsirkan  dari header photonya bersama dua orang kawannya (berfoto di National Muslim Mosque) dan  backgroundnya berwarna oranye.

Merupakan warna hangat dan ramah yang membuat orang merasa nyaman – See more at: http://desainlogodesign.com/arti-warna-pada-logo-perusahaan-dan-pengaruh-emosionalnya-pada-konsumen#sthash.2OqjwILJ.dpuf

Warna oranye, setelah saya googling merupakan warna yang hangat dan ramah.  Selain itu oranye juga menyatakan ia adalah seseorang yang penuh semangat, gairah dan berwawasan luas. Dan warna itulah yang dipilih oleh Indari mastuti di dalam blognya.

Sebenarnya ada beberapa blog yang Indari miliki, yakni blog berbayar (http://indarimastuti.com/) yang berbackground warna pink,  dan yang gratisan (http://indari.blogspot.com) . Namun saya menemukan siapa Indari yang sebenarnya dari blog spot yang dimilikinya, dan seolah mengatakan “Selamat datang di blog saya, mari bersahabat dengan saya”

Saya mengenal Indari Mastuti dari salah seorang tante saya yang telah mengenal Indari sebelumnya. Tante saya mengenal beliau lewat FB, mengikuti komunitas yang didirikannya dan berhasil lolos dalam audisi nulis yang diadakannya bersama rekan-rekan yang lain. Saya pun mencoba mencoba bergabung dengan komunitas yang dibuatnya, IIDN  “Ibu-ibu doyan Nulis”. Berharap akan terus terpacu semangat saya untuk tetap menulis.

Ternyata Indari adalah seorang pemimpi, dalam salah satu artikelnya“Mimpi Saya Keliling Dunia”.

Dalam artikel tersebut Indari menyatakan Mimpinya sejak masih kecil (Kelas 4 SD) adalah Penulis,meskipun saat itu ia belum tahu apa arti dari seorang penulis. Kemudian Mimpinya tersebut mulai merekah. Tepat kelas 1 SMA, tulisan pertamanya pun  dimuat di sebuah media nasional remaja yang sangat populer di kalangannya.

Seiring berjalannya usia, Indari pun melakoni berbagai pekerjaan diantaranya sebagai Sales Promotion Girl, Jurnalis, pedagang sepatu, hingga pedagang alat telekomunikasi. Di tengah sibuknya pekerjaan, itu semuanya tak memadamkan semangat menulisnya. Maka setelah ia berkesempatan keliling Indonesia karena pekerjaannya, tulisaannya pun semakin berwarna. Baginya menulis adalah aliran darahnya.

Setelah menulis menjadi aliran darahnya, maka menulis baginya adalah sebuah profesi. “Menulis adalah sebuah profesi! Menulis adalah sebuah bisnis!”, demikian yang ia tulis. Indari pun keluar dari pekerjaannya dan merintis  di bidang jasa penulisan. Semuanya ia lakukan dari rumah sambil mengurus keluarganya.

Kemudian tahun 2010, Indari pun berbagi mimpi dengan para ibu di seluruh dunia. Indari bermimpi dengan para ibu diseluruh dunia untuk menjadi penulis dan  membuat komunitas IIDN “Ibu-Ibu Doyan Nulis”. Indari pun tak menyangka banyak ibu diseluruh dunia yang bermimpi menjadi penulis, sehingga komunitas yang berulang tahun kedua di bulan Mei 2012 sudah memiliki anggota lebih dari 4300 anggota. Dengan pembinaan dan pendampingan, Komunitas yang memiliki 15 koordinator di wilayah Indonesia dan 10 koordinator di luar negeri ini  telah membuat para ibu rumah tangga menjadi produktif dan menghasilkan uang lewat tulisan yang dibuatnya meskipun dari rumah.

Dan terakhir adalah mimpinya untuk bisa keliling dunia. Karena meskipun dia sudah memiliki komunitas yang memiliki 10 koordinator di 10 negara, namun Indari belum pernah mengunjunginya. Dan ia sangat ingin untuk berkeliling dunia, minimal ke 10 negara yang menjadi koordinator dari komunitasnya. Niatnya tak lain karena ingin berbagi virus menulis kepada para ibu rumah tangga lainnya.

Ternyata, Indari tidak hanya membuat Komunitas IIDN “ibu-Ibu Doyan Nulis” tahun 2010,  tetapi juga ia mendirikan komunitas IIDB ” Ibu-Ibu Doyan Bisnis” tahun 2011, dan puncaknya adalah ia mendirikan komunitas Sekolah Perempuan tahun 2013.

iidn

Salah satu karya anggota IIDN  Sumber : indarimastuti.com

Salah satu karya anggota IIDN
Sumber : indarimastuti.com

Komunitas Gathering IIDN  Sumber Foto :  www.idseducation.com

Komunitas Gathering IIDN
Sumber Foto :
http://www.idseducation.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

IIDB (indarimastuti.com)

Asih Naomi, slaah satu anggota IIDB Sumber :  http://ibu2doyanbisnis.blogspot.com/

Asih Naomi, slaah satu anggota IIDB
Sumber :
http://ibu2doyanbisnis.blogspot.com/

Bisnis aksesori Naomi yang sudah mendarat di Australia dan Amerika

Bisnis aksesori Naomi yang sudah mendarat di Australia dan Amerika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 sekolah perempuan

Kolase alumni Sekolah Perempuan angkatan II sumber :  www.sekolahperempuan.com

Kolase alumni Sekolah Perempuan angkatan II
sumber :
http://www.sekolahperempuan.com

Semuanya itu bertujuan untuk melejitkan potensi dan produktivitas semua anggota (ibu-ibu rumah tangga). Indari juga menyadari semuanya bukanlah tanpa hambatan dalam perjalanan bimbingannya.

Indari pun dibuat takjub oleh para anggota yang tetap semangat berproduktivitas dan bermetamorfosa menjadi perempuan “multi tasking”  bukan hanya memberi kepuasan bagi dirinya namun juga memberi kebanggaan bagi keluarganya.

Dan ternyata semua produktivitas yang Indari maksudkan disini adalah produktivitas yang sesuai dengan “Minat, Bakat, dan Kemampuan” di bidangnya masing-masing. Yang berminat menulis maka akan menjadi Penulis, yang bakat Berbisnis maka akan membangun  Bisnisnya dari rumah, dan yang  hobi membuat kerajinan aneka  kerajinan maka mereka bisa meneruskannya di sela aktifitas keseharian mereka.

Bagi saya Indari ini sangat luar biasa. Ada beberapa hal yang harus kita tiru dari Indari yaitu :

1.Menjadi pemimpi.

Karena biasanya kesuksesan itu bermula dari impian yang kita torehkan. Sudah banyak yang membuktikan bahwa Dreams come true.

2. Semangat yang tinggi.

Tak hanya mimpi, namun juga harus memiliki semangat yang tinggi dalam menggapai impiannya karena semua mimpi akan datang bukannya tanpa kendala. Dan kita harus pantang menyerah dan tak mudah putus asa untuk menggapainya.

3. Semangat berbagi

Jika sudah mendapatkan kesuksesan maka jangan lupa untuk berbagi. Seperti yang Indari lakukan. Indari tak hanya ingin jadi penulis untuk dirinya saja, namun juga ia ingin membagi dan menularkan virus menulis kepada para ibu rumah tangga dan juga  berbagi ilmu sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan ibu rumah tangga tersebut.

4. Konsisten

memang sulit untuk membangun sesuatu namun lebih sulit untuk mempertahankannya. Sehingga diperlukan konsisten yang tinggi untuk bisa mempertahankan apa yang telah dibangun

5. Jalin dan jaga Networking

Ini sangat penting! Untuk memulai suatu hubungan, baik menulis maupun berbisnis sanagt diperlukan sebuah networking agar apa yang diimpikan bisa terus berkembang dan menjadi maju

6. Tidak melupakan keluarga

indari n kluarga

Hal ini terlihat dari beberapa fotonya Indari yang sangat harmonis dan akrab dengan Nanit dan Amar, sehingga jika berkesempatan anaknya pun diajak untuk ikut bersamanya saat Indari harus bekerja di luar.

Ya, semua yang diimpikan Indari menurut saya selaras dengan apa yang diimpikan dan dicita-citakan oleh Kartini dahulu. Jika dahulu, seorang Kartini ingin agar para perempuan memiliki ilmu pengetahuan dan berwawasan luas,  kini mimpi indari pun kurang lebih sama. Indari  tidak hanya menginginkan perempuan, khususnya ibu rumah tangga memiliki ilmu pengetahuan dan berwawasan luas namun juga ia ingin para ibu rumah tangga menjadi ibu rumah tangga produktif yang bisa berkembang sesuai Minat, Bakat, dan Kemampuannya masing-masing.

Sumber :  wikipedia.org

Sumber :
wikipedia.org

sumber :  wikipedia.org

sumber :
wikipedia.org

Terakhir saya ingin mengutip kata-kata suaminya Indari Mastuti yang tertulis dalam blognya

Hari ini sudah memasuki tahun 2014, baru dua hari di awal tahun baru namun semangat untuk merancang dan menjalankan berbagai MIMPI dalam hal pemberdayaan perempuan sudah sangat terasa.

Ya, pemberdayaan perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga sudah saya jalankan secara konsisten dalam beberapa tahun ini, yaitu sejak berdirinya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis yang berdiri tahun 2010, lalu komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis yang berdiri pada tahun 2011, puncaknya ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan di tahun 2013 ini.

Banyak hal yang menarik ketika saya terjun bebas dalam kegiatan perempuan. Dengan tujuan untuk membuat semua anggota bisa melejitkan produktivitas dari rumah, bukan tanpa kendala dalam pembimbingannya. Sebagian besar adalah cara berpikir bahwa pekerjaan rumah saja sudah terlalu banyak atau berat apalagi jika ditambah kegiatan baru, misalnya kegiatan menulis atau berbisnis.

– See more at: http://indarimastuti.com/produktivitas-perempuan-berawal-dari-rumah/#sthash.qQuIMBOe.dpuf

Indari Mastuti Rezki Resmiyati Soleh Addy. Perempuan yang lahir di Bandung, 9 Juli 1980 – See more at: http://indarimastuti.com/#sthash.IreXeEh2.dpu
Indari Mastuti Rezki Resmiyati Soleh Addy. Perempuan yang lahir di Bandung, 9 Juli 1980 – See more at: http://indarimastuti.com/#sthash.IreXeEh2.dpufDan warna itulah yang dipilih oleh Indari mastuti di dalam blognya.

Suami mengingatkan, “MIMPI Bunda yang banyak itu dipecah menjadi target satu persatu, bukan dicapai dalam waktu yang bersamaan.”

 Ya, MIMPI. Sebuah kata kunci yang membuat hidup selalu bersemangat.

Suami mengingatkan, “MIMPI bunda yang banyak itu dipecah menjadi target satu persatu, bukan dicapai dalam waktu bersamaan.”Ya, MIMPI. Sebuah kata KUNCI yang selalu membuat hidup lebih bersemangat.
– See more at: http://indari.blogspot.com/2014/04/pecahkan-mimpi.html#sthash.Q1PkDxmM.dpuf

Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Ada Kartini Di Dadamu

Produktivitas Perempuan Berawal dari Rumah

Hari ini sudah memasuki tahun 2014, baru dua hari di awal tahun baru namun semangat untuk merancang dan menjalankan berbagai MIMPI dalam hal pemberdayaan perempuan sudah sangat terasa.

Ya, pemberdayaan perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga sudah saya jalankan secara konsisten dalam beberapa tahun ini, yaitu sejak berdirinya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis yang berdiri tahun 2010, lalu komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis yang berdiri pada tahun 2011, puncaknya ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan di tahun 2013 ini.

Banyak hal yang menarik ketika saya terjun bebas dalam kegiatan perempuan. Dengan tujuan untuk membuat semua anggota bisa melejitkan produktivitas dari rumah, bukan tanpa kendala dalam pembimbingannya. Sebagian besar adalah cara berpikir bahwa pekerjaan rumah saja sudah terlalu banyak atau berat apalagi jika ditambah kegiatan baru, misalnya kegiatan menulis atau berbisnis.

Meski begitu, ada begitu banyak perempuan yang semangat untuk mendorong dirinya sendiri untuk terus berprestasi dan berkarya walau kondisinya pun sama dengan perempuan lainnya: Memulai dari nol, memiliki anak balita, tidak memiliki asisten rumah tangga, hingga pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya. Perempuan inilah yang memiliki mimpi yang luar biasa dan siap bermetamorfosa menjadi perempuan “multitasking” yang bukan hanya memberi kebanggaan pada keluarga tapi kepuasan pada dirinya sendiri.

Namun, memang menjadi multitasking bukanlah persoalan mudah karena harus kita pahami bahwa perempuan bukanlah superwoman. Salah satu yang harus dikelola dalam hal ini adalah bagaimana perempuan bisa meMANAJEMENI WAKTUnya setiap hari. Jika manajemen waktu berhasil dengan baik maka proses menjadi perempuan multitasking akan berjalan dengan baik. Jika manajemen waktu berjalan dengan lancar maka produktivitas perempuan akan berjalan dengan lancar.

Lalu, produktivitas dalam hal apa? produktivitas disini bisa menyesuaikan dengan MINAT, BAKAT,dan KEMAMPUAN masing-masing individu. Mereka yang berminat menulis maka bisa menjadi PENULIS, mereka yang berbakat berbisnis maka bisa membangun BISNIS dari rumah, dan mereka yang ingin meneruskan hobi membuat aneka kerajinan maka bisa menekuni bidang ini di sela aktivitas kesehariannya.

Dan, tahun 2014 menjadi awal baru bagi para perempuan yang ingin membangun produktivitas dari rumah. Mari kita bangun perempuan Indonesia lebih baik.

#Salah satu karya anggota komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

– See more at: http://indarimastuti.com/produktivitas-perempuan-berawal-dari-rumah/#sthash.5T149s1v.dpuf

Produktivitas Perempuan Berawal dari Rumah

Hari ini sudah memasuki tahun 2014, baru dua hari di awal tahun baru namun semangat untuk merancang dan menjalankan berbagai MIMPI dalam hal pemberdayaan perempuan sudah sangat terasa.

Ya, pemberdayaan perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga sudah saya jalankan secara konsisten dalam beberapa tahun ini, yaitu sejak berdirinya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis yang berdiri tahun 2010, lalu komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis yang berdiri pada tahun 2011, puncaknya ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan di tahun 2013 ini.

Banyak hal yang menarik ketika saya terjun bebas dalam kegiatan perempuan. Dengan tujuan untuk membuat semua anggota bisa melejitkan produktivitas dari rumah, bukan tanpa kendala dalam pembimbingannya. Sebagian besar adalah cara berpikir bahwa pekerjaan rumah saja sudah terlalu banyak atau berat apalagi jika ditambah kegiatan baru, misalnya kegiatan menulis atau berbisnis.

Meski begitu, ada begitu banyak perempuan yang semangat untuk mendorong dirinya sendiri untuk terus berprestasi dan berkarya walau kondisinya pun sama dengan perempuan lainnya: Memulai dari nol, memiliki anak balita, tidak memiliki asisten rumah tangga, hingga pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya. Perempuan inilah yang memiliki mimpi yang luar biasa dan siap bermetamorfosa menjadi perempuan “multitasking” yang bukan hanya memberi kebanggaan pada keluarga tapi kepuasan pada dirinya sendiri.

Namun, memang menjadi multitasking bukanlah persoalan mudah karena harus kita pahami bahwa perempuan bukanlah superwoman. Salah satu yang harus dikelola dalam hal ini adalah bagaimana perempuan bisa meMANAJEMENI WAKTUnya setiap hari. Jika manajemen waktu berhasil dengan baik maka proses menjadi perempuan multitasking akan berjalan dengan baik. Jika manajemen waktu berjalan dengan lancar maka produktivitas perempuan akan berjalan dengan lancar.

Lalu, produktivitas dalam hal apa? produktivitas disini bisa menyesuaikan dengan MINAT, BAKAT,dan KEMAMPUAN masing-masing individu. Mereka yang berminat menulis maka bisa menjadi PENULIS, mereka yang berbakat berbisnis maka bisa membangun BISNIS dari rumah, dan mereka yang ingin meneruskan hobi membuat aneka kerajinan maka bisa menekuni bidang ini di sela aktivitas kesehariannya.

Dan, tahun 2014 menjadi awal baru bagi para perempuan yang ingin membangun produktivitas dari rumah. Mari kita bangun perempuan Indonesia lebih baik.

#Salah satu karya anggota komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

– See more at: http://indarimastuti.com/produktivitas-perempuan-berawal-dari-rumah/#sthash.5T149s1v.dpuf

Produktivitas Perempuan Berawal dari Rumah

Hari ini sudah memasuki tahun 2014, baru dua hari di awal tahun baru namun semangat untuk merancang dan menjalankan berbagai MIMPI dalam hal pemberdayaan perempuan sudah sangat terasa.

Ya, pemberdayaan perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga sudah saya jalankan secara konsisten dalam beberapa tahun ini, yaitu sejak berdirinya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis yang berdiri tahun 2010, lalu komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis yang berdiri pada tahun 2011, puncaknya ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan di tahun 2013 ini.

Banyak hal yang menarik ketika saya terjun bebas dalam kegiatan perempuan. Dengan tujuan untuk membuat semua anggota bisa melejitkan produktivitas dari rumah, bukan tanpa kendala dalam pembimbingannya. Sebagian besar adalah cara berpikir bahwa pekerjaan rumah saja sudah terlalu banyak atau berat apalagi jika ditambah kegiatan baru, misalnya kegiatan menulis atau berbisnis.

Meski begitu, ada begitu banyak perempuan yang semangat untuk mendorong dirinya sendiri untuk terus berprestasi dan berkarya walau kondisinya pun sama dengan perempuan lainnya: Memulai dari nol, memiliki anak balita, tidak memiliki asisten rumah tangga, hingga pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya. Perempuan inilah yang memiliki mimpi yang luar biasa dan siap bermetamorfosa menjadi perempuan “multitasking” yang bukan hanya memberi kebanggaan pada keluarga tapi kepuasan pada dirinya sendiri.

Namun, memang menjadi multitasking bukanlah persoalan mudah karena harus kita pahami bahwa perempuan bukanlah superwoman. Salah satu yang harus dikelola dalam hal ini adalah bagaimana perempuan bisa meMANAJEMENI WAKTUnya setiap hari. Jika manajemen waktu berhasil dengan baik maka proses menjadi perempuan multitasking akan berjalan dengan baik. Jika manajemen waktu berjalan dengan lancar maka produktivitas perempuan akan berjalan dengan lancar.

Lalu, produktivitas dalam hal apa? produktivitas disini bisa menyesuaikan dengan MINAT, BAKAT,dan KEMAMPUAN masing-masing individu. Mereka yang berminat menulis maka bisa menjadi PENULIS, mereka yang berbakat berbisnis maka bisa membangun BISNIS dari rumah, dan mereka yang ingin meneruskan hobi membuat aneka kerajinan maka bisa menekuni bidang ini di sela aktivitas kesehariannya.

Dan, tahun 2014 menjadi awal baru bagi para perempuan yang ingin membangun produktivitas dari rumah. Mari kita bangun perempuan Indonesia lebih baik.

#Salah satu karya anggota komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

– See more at: http://indarimastuti.com/produktivitas-perempuan-berawal-dari-rumah/#sthash.5T149s1v.dpuf

Produktivitas Perempuan Berawal dari Rumah

Hari ini sudah memasuki tahun 2014, baru dua hari di awal tahun baru namun semangat untuk merancang dan menjalankan berbagai MIMPI dalam hal pemberdayaan perempuan sudah sangat terasa.

Ya, pemberdayaan perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga sudah saya jalankan secara konsisten dalam beberapa tahun ini, yaitu sejak berdirinya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis yang berdiri tahun 2010, lalu komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis yang berdiri pada tahun 2011, puncaknya ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan di tahun 2013 ini.

Banyak hal yang menarik ketika saya terjun bebas dalam kegiatan perempuan. Dengan tujuan untuk membuat semua anggota bisa melejitkan produktivitas dari rumah, bukan tanpa kendala dalam pembimbingannya. Sebagian besar adalah cara berpikir bahwa pekerjaan rumah saja sudah terlalu banyak atau berat apalagi jika ditambah kegiatan baru, misalnya kegiatan menulis atau berbisnis.

Meski begitu, ada begitu banyak perempuan yang semangat untuk mendorong dirinya sendiri untuk terus berprestasi dan berkarya walau kondisinya pun sama dengan perempuan lainnya: Memulai dari nol, memiliki anak balita, tidak memiliki asisten rumah tangga, hingga pekerjaan rumah yang tidak ada habis-habisnya. Perempuan inilah yang memiliki mimpi yang luar biasa dan siap bermetamorfosa menjadi perempuan “multitasking” yang bukan hanya memberi kebanggaan pada keluarga tapi kepuasan pada dirinya sendiri.

Namun, memang menjadi multitasking bukanlah persoalan mudah karena harus kita pahami bahwa perempuan bukanlah superwoman. Salah satu yang harus dikelola dalam hal ini adalah bagaimana perempuan bisa meMANAJEMENI WAKTUnya setiap hari. Jika manajemen waktu berhasil dengan baik maka proses menjadi perempuan multitasking akan berjalan dengan baik. Jika manajemen waktu berjalan dengan lancar maka produktivitas perempuan akan berjalan dengan lancar.

Lalu, produktivitas dalam hal apa? produktivitas disini bisa menyesuaikan dengan MINAT, BAKAT,dan KEMAMPUAN masing-masing individu. Mereka yang berminat menulis maka bisa menjadi PENULIS, mereka yang berbakat berbisnis maka bisa membangun BISNIS dari rumah, dan mereka yang ingin meneruskan hobi membuat aneka kerajinan maka bisa menekuni bidang ini di sela aktivitas kesehariannya.

Dan, tahun 2014 menjadi awal baru bagi para perempuan yang ingin membangun produktivitas dari rumah. Mari kita bangun perempuan Indonesia lebih baik.

#Salah satu karya anggota komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

– See more at: http://indarimastuti.com/produktivitas-perempuan-berawal-dari-rumah/#sthash.5T149s1v.dpuf

7 comments on “Indari Mastuti : Mimpi Kartini Masa Kini

  1. Pakde Cholik
    April 14, 2014

    Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Ada Kartini di Dadamu di BlogCamp.
    Segera didaftar
    Salam hangat dari Surabaya

    • ayundaslamet
      April 14, 2014

      @Pakdhe Cholik : Alhmdulillah.. sempat terdaftar juga.. terima kasih pakdhe

  2. eruvierda
    April 14, 2014

    sukses buat GA nya ^_^

  3. jampang
    April 14, 2014

    perjalanan panjang dari sebuah mimpi.
    sukses buat GA-nya, mbak

  4. muhammad khoirudin
    Mei 7, 2014

    pola pikir kartini sekarang lebih cenderung hedonis lebih mengarah ke arah jahiliyah.. kira kira apa pendapat admin?

Tinggalkan Balasan ke Pakde Cholik Batalkan balasan

Information

This entry was posted on April 14, 2014 by in Tulisan untuk Lomba Blog dan Give Away.

Award Kontest Blog

Warung Blogger

Kumpulan Emak-Emak Blogger

Komunitas Bunda Terampil Menulis

Visitors Flag

Flag Counter

Live Traffic Feed

Yang berkunjung Ke Blog Saya

  • 54.293 hits

PageRank My Blog

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 37 pelanggan lain