My Corner (Happy Think, Happy Life)

Obat Anti Galau

Islam. Aku beragama Islam sudah sejak dari lahir alias beragama Islam karena keturunan. Dan tentu saja hal itu sudah mendarah daging di dalam diriku, sejak ngegubrak ke dunia ini. Islam, di dalamnya pastinya ada rukun-rukun yang wajib di imani dan dilaksanakan. Ada rukun Islam, diantaranya Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Naik haji. Dan ada juga Rukun Iman yaitu : Iman Kepada Allah, Iman kepada para Malaikat, Iman kepada kitab-kitab, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari Akhir (Kiamat), Iman kepada Qodho dan Qodar. Ya, semuanya adalah rukun-rukun yang mesti dipercayai dan dilaksanakan agar seseorang bisa disebut sebagai  seorang Muslim.

Meskipun begitu, aku baru mengenal Islam, lebih tepatnya mempelajari ketika aku kelas 5 SD. Dulu aku lahir dan tinggal di Denpasar-Bali. Karena ketika itu kedua orang tua merantau dari Bandung dan dinas di Bali, ya akhirnya aku dan adik  terlahir disana. Disana karena Islam jadi minoritas dan sangat susah mencari masjid, ditambah dengan lingkungan yang beragam jadilah aku tidak bisa sholat apalagi mengaji.

Setelah kami sekeluarga pindah dari Bali ke Bandung, Baru disini aku mulai belajar dengan agamaku. Saat pindah tersebut, ketika kelas 4 SD. Selain sekolah formal,  kedua orang tuaku memasukkanku dan adikku ke sekolah  agama (madrasah TPA) yang lokasinya tak jauh dari rumah. Disana aku belajar mengaji, sholat, dan lain-lainnya.Tapi aku tidak bertahan lama, karena tiap pulang aku selalu dipalak oleh anak-anak nakal (bukan teman-teman mengaji) yang suka nongkrong di gang yang aku lewati ke rumah,setahun kemudian aku dan adikku pun pindah sekolah madrsah ke lokasi yang lebih dekat dengan rumah.

Syukur alhmdulillah, aku bisa mengaji dan khatam Qur’an saat aku kelas 5 SD. Aku bisa lancar membaca Al-quran hanya dalam waktu enam bulan, dan tamat saat kelas 6 SD. Hal tersebut bukan hanya karena peran guru di sekolah madrasah tetapi juga di lingkungan rumah. Ketika itu, orang tuaku punya asisten rumah tangga yang baik dan solehah. Dialah yang mengajarkan kami sekeluarga hingga akhirnya bisa solat dan mengaji.

Kemampuanku membaca Al-qur’an pun berbanding lurus dengan kesukaanku terhadap pelajaran agama Islam. Entah mengapa, aku yang mulanya hanya menyukai pelajaran Bahasa Indonesia tiba-tiba jadi menyukai pelajaran Agama di sekolah. Dan nilai dari dua mata pelajaran tersebut selalu menjadi pemanis di raportku hingga aku SMA.

Aku yang mempunyai kemampuan membaca Al-qur’an yang  cukup lumayan jika dibandingkan dengan teman-teman di sekolah yang kebanyakan tak bisa membaca Al-Qur’an ataupun iqro. Dan hal tersebut menjadi kelebihanku dibanding teman-teman yang lain. Interaksiku dengan Al-quran dan kecintaanku pada Al-qur’an menjadi awal masa depanku.

Setelah lulus SMA aku sempat nyantri selama enam bulan di sebuah lembaga Islam di Bandung. Maka setelah lulus dari sana, aku pun memutuskan kuliah jurusan Bahasa Arab di sebuah ma’had di Bandung. Aku masuk ke sini karena ajakan temanku di pesantren, dan aku merasa PD masuk kesini karena aku bisa mengaji Qur’an sempat belajar Bahasa Arab di madrasah ketika aku SD dulu. Walaupun awalnya aku ragu untuk lulus, setelah melalui berbagai test akhirnya aku pun di terima di ma’had tersebut.

Kemampuanku membaca Al-qur’an pun mengantarkanku menjadi seorang guru mengaji. Guru mengaji anak-anak di di  rumah saudaraku. Saudaraku yang mengelola pengajian anak-anak mengajakku untuk bergabung dengannya dan membantunya mengajar karena kekurangan guru. Awalnya aku tak mau,

“Teh, saya mah gak mau gak biasa ngajar apalagi harus berurusan dengan anak-anak, pusing teh. Saya mah mau bagian administrasinya aja”. Tapi saudaraku terus mendesakku, “Coba aja dulu. Nanti juga bisa.” Akhirnya aku pun menyanggupinya dengan suka rela, tanpa bayaran. Karena memang niatku untuk belajar dan mengamalkan ilmuku.

Aku pun jadi terbiasa dengan anak-anak. Ada rasa rindu dan ingin segera datang Maghrib. Karena aku bisa bertemu dengan anak-anak. Sebagai penghilang lelah di tengah rutinitas kegiatanku dan melupakan tugas-tugasku untuk sementara.

Aku terus mengajar..dan mengajar. Hingga akhirnya Allah pun mengujiku. Aku hanya ingat kewajibanku untuk mengajar anak-anak, tapi aku melupakan banyak hal. Aku lupa mengupgrade ilmuku. Aku lupa untuk  tadarus Al-qur’an harian di rumah. Ketika itu aku merasa,

“Sudah cukup kok, aku mengajar anak-anak. Kan pahalanya sama. Gak usah tadarrus harian lagi di rumah.”

Ooh,, betapa sombongnya aku saat itu.  Hingga suatu hari, aku mengalami suatu kejadian yang menyenggol kesombonganku.

Di Ma’hadku dulu, ada pelajaran Tahfidh. Di awal semester empat, aku mendapat teguran (dalam bahasa Arab) dari dosen waliku selaku guru tahfidh,

“Kamu, jangan dulu nyetor hapalan, benerin dulu tahsinnya. Panjang pendeknya, masih berantakan”

Wow, perkataannya sungguh bagai petir di siang bolong. Bagaimana bisa, aku yang sebagai guru mengaji anak-anak. Bacaan panjang pendekku  masih kacau? Jadi selama ini aku telah salah, mengajarkan pada anak-anak? Pantas saja nilai tahfidhku tiap semesternya selalu standar banget.

Akhirnya di kampus, aku pun meminta bantuan teman sekelasku yang merupakan guru Tahsin. Tak beberapa lama kemudian, aku direkomendasikan oleh temanku untuk belajar langsung di lembaga tempat ia bernaung agar lebih puas dan menguasai ilmunya. Aku pun menuruti nasihatnya.

Ternyata, semakin di pelajari ilmunya, semakin susah. Aku merasa semakin gak bisa dan banyak gak tahunya. Meskipun begitu, Alhmadulillah aku bisa belajar hingga level akhir. Ingin hati meneruskan ke tingkat lanjutan, tapi karena padatnya aktifitas akhirnya tidak diteruskan. Setelah itu, aku pun bisa menyetor hapalan lagi ke dosen waliku, tanpa “penolakan” lagi dan alhamdulillah bacaan Qur’anku semakin lancar. Aku membaca Al-qur’an pun menjadi asyik bahkan hingga khatam.

Setelah lulus kuliah aku melanjutkan S1 di sebuah Sekolah Tinggi Agama Islam di Bandung. Berbekal ilmu tahsin yang kudapat, selain bekerja aku juga mengambil side job sebagai guru privat mengaji hingga awal menikah.

Padatnya aktifitasku, kuliah sambil bekerja, membuatku lupa diri. Aku hampir saja lupa dengan skripsiku, lupa mengulang-ngulang hapalan surat, lupa mengaji harian di rumah. Tapi untung saja, sebelum menikah skripisku pun selesai. Aku pontang-panting mencari uang, mengajar mengaji tapi aku merasa hatiku gersang. Aku heran, ooh mengapa ini?

Kelupaanku itu membuatku rugi ternyata. Pada tahun kedua pernikahanku aku mengalami sakit yang parah, hingga aku tak bisa bangun dari tidur. Ya, itu semua akibat ulahku juga. Aku merasa sehat, bahkan hingga sakit aku memaksakan diri untuk bekerja. Ya, akhirnya aku ambruk juga.

Berbulan-bulan aku berbaring. Aku sudah merasa putus asa ketika itu. Aku merasa  tak bisa sembuh dan umurku takkan lama lagi. Hingga suatu hari ada temanku yang menelepon. Yang  menanyakan kondisiku. Yang mengangkat teleponnya suamiku, karena aku sedang beristirahat (tidur).

Entah apa yang diobrolkan oleh temanku sebelumnya, tapi intinya melalui suamiku temanku itu memotivasiku. Dia juga menitip pesan padaku,

“Kang, tetehnya jangan lepas Qur’an. Jangan lupa untuk selalu mengaji”

Semuanya terasa bertepatan. Suamiku tak cerita banyak tentang diriku, tetapi dia seolah tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Iya, Al-qur’an. Aku ini bodoh. Aku ini banyak mengajarkan tapi aku tak banyak belajar tentangnya. Aku telah lalai!!

Seketika  itu aku pun tersadar. Aku pun segera berdzikir dan memohon ampun kepada Allah atas segala kekhilafanku yang telah kulakukan berulang kali.

Barulah setelah sembuh aku bisa mengaji di rumah. Tapi semuanya masih terasa gersang. Aku masih merasa galau. Ahh.. proses yang harus aku biasakan kembali.

Aku masih membaca Al-qur’an dengan belang betong(kadang di baca kadang nggak). Baru pada awal tahun 2014, aku mendengar dan membaca istilah One Day One Juz di Facebook dan TV. Banyak orang yang membicarakan, para artis pun ikut-ikutan melakukannya.

Apa Itu One day One Juz? Membaca Al-qur’an satu hari satu juz? uuh,, boro-boro satu hari satu juz, satu hari satu  halaman juga berat.

Setelah aku baca-baca dan search di google, aku baru mengerti istilah itu. Ternyata One Day One Juz ( ODOJ ) adalah program yang diinisiasi oleh Rumah Qur’an untuk memfasilitasi dan mempermudah kita dalam tilawah Al-Qur’an dengan targetan 1 juz sehari. (Sumber : One Day One Juz). Satu hari satu Juz, jadi kalo sebulan khatam Qur’an. Subhanalloh!

Aku sih tidak ikutan grupnya, tapi aku mencobanya di rumah sendirian. Sehari satu juz, bisa gak ya?

Terus bagaimana cara aku melaksanakannya? Begini, sholat itu kan ada 5 waktu. Nah satu juz itu rata-rata terdiri dari 10 lembar (20 halaman). Jadi setiap satu waktu shalat, aku “memaksakan” untuk membaca 2 lembar (4halaman). Jadi dalam sehari bisa tamat satu juz bahkan lebih dua atau empat halaman (jika ditambah di baca setelah solat Duha atau Tahajjud). Selain itu juga, aku hanya menggunakan satu Qur’an saja, sebagai patokan.

Al-Qur'an yang sering kupakai untuk OODJ jilid 2. Sumber : Dok. Pribadi

Al-Qur’an yang sering kupakai untuk OODJ jilid 2.
Sumber : Dok. Pribadi

Halaman yang akan dibaca selanjutnya pun diberi tanda.

Sumber Foto :  Dok. Pribadi

Sumber Foto :
Dok. Pribadi

Sumber Foto :  Dok. Pribadi

Sumber Foto :
Dok. Pribadi

Apakah semuanya berjalan lancar? Tentu saja untuk beribadah itu banyak cobaannya, terutama rasa malas. Harus ada yang harus aku perangi, yaitu rasa Malas!

Alhamdulillah selama empat puluh hari (karena kepotong haid) aku pun bisa khatam pada bulan Februari, tepat dua hari setelah ulang tahun pernikahanku  yang keempait. eh ketiga (Aduuh kok bisa lupa lagi yah? hehe :).  Wow, kado yang istimewa bukan?

Semua yang dipaksakan akhirnya membuahkan hasil jua. Aku kini jadi makin mencintai Al-qur’an. Rasanya ingin cepat-cepat masuk waktu shalat, dan segera baca satu juz. Ada rasa rindu di dalam dada. Seperti rasa rindu saat mau diapelin pacar, heehe 🙂

Ooh,, memang bikin canduuu.. ^^

Setelah terbiasa membaca dua lembar per waktu sholat, aku jadi semakin menunda-nuda, menunda membaca maksudnya.. Menunda untuk selesai dan pingin nambah halaman terus.. Tapi itu gak boleh.. Harus tetap konsisten 2 lembar perhari, kalo kelebihan terlalu semangat bisa-bisa melempem dan gak konsisten…

Terus bagaimana dengan rasa galauku kini? Ya, alhamdulillah hatiku jadi semakin tenang. Jiwaku semakin sehat. Selain itu, kalo aku sakit kepala atau ada rasa cemas, takut atau gelisah, aku pun tak lupa untuk mengambil kekasihku itu dan mengajaknya untuk   mendekati Allah.Dan semua rasa sakit atau galaunya hilang dech.^^ Luar Biasa!!

Islam itu luar biasa. Dan Allah itu Maha benar.  Mukjizat Al-qur’an itu benar-benar As-Syifa sebagai penyembuh, dan aku sudah merasakannya.

وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra’: 82)

Oh, iya. Ada doanya juga. Doa yang aku hapal ini sering aku senandungkan  (untuk pengingat) aku dapatkan di sekolah madrasah dulu. Doa yang membuat Allah selalu menegurku disaat aku lupa pada Al-qur’an. Doa yang membuat aku makin jatuh cinta ama Qur’an. Dan mohon doanya juga supaya aku bisa konsisten tiap bulan Khatam Qur’an.

Doa sesudah membaca Al-Qur’an:

Artinya  (versi yang sering ku senandungkan, sumber dari ustadz di  sekolah madrasah dulu):

“Ya Allah, sayangi kami dengan Qur’an. Bagi kami Qur’an imam dan cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya allah tegurlah kami bila melalaikannya, dan ajarkan mukjizat Al-qur’an. Yang menjadi sumber rezeki (saat membacanya), sepanjang malam dan sepanjang siang hari. Jadikan  Al-qu’ran perisai, Ya Allah Tuhan Kami..”

So… teman-teman kalo merasa gelisah, resah, gak nyaman,  gersang atau galau.. Yuks.. cepat ambil obat anti galau yang udah Allah kasih buat kita.. ^^

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway I Love Islam”

af8f5-iloveislam

20 comments on “Obat Anti Galau

  1. ninda
    Maret 17, 2014

    inspiratif sekali mbak… salam kenal ya 😀

    • ayundaslamet
      Maret 17, 2014

      Wah, ada panitianya GAnya berkunjung kesini..

      Iya Mba Ninda, terima kasih.. salam kenal kembali.^^

  2. momtraveler
    Maret 17, 2014

    Aahhh emang bener teh ga da obat Galau yg paling ampuh selain quran.. Baru memang aja bahkan blm dibaca hari udh adem rasanya, apalagi kl dibaca.. 🙂
    Sukses ngontesnya teh 🙂

  3. lazione budy
    Maret 17, 2014

    baca Quran itu memang obat hati paling mujarat.
    good luck!

  4. jampang
    Maret 19, 2014

    membaca quran itu emang obat hati yang sedang sakit atau galau

  5. Monika
    Maret 19, 2014

    Maaf mba br sempat berkunjung..

    Alhamdulillah.. tulisan mba bikin sy instropeksi.. Moga makin istiqomah 😦

    Salam kenal ya mba

  6. Rahma
    Maret 20, 2014

    hai.. hai… salam kenal…sukses GA nya.. saya juga ikutaan.. hehe

  7. eda
    Maret 20, 2014

    smoga istiqomah ya mba… smoga aku juga…

    btw, kayanya ada yg salah itu mba, 1 juz seharusnya 10 lembar, 20 halaman.. cmiiw 🙂

    salam kenal 😉

    • ayundaslamet
      Maret 20, 2014

      OOH IYA masa? iya mungkin ntar sy cek dulu yah

      • eda
        Maret 20, 2014

        Hmmm…td sy cek pake alquran saku..20 halaman 10 lembar. Ga tau lagi kalo mba pke alquran besar 🙂

      • ayundaslamet
        Maret 20, 2014

        heheh.. terima kasih koreksinya

  8. desinamora
    Maret 20, 2014

    bner banget mak, obat galau banget 🙂

  9. Senyum Syukur
    Maret 22, 2014

    Membaca alquran di malam yang sepi, pengusir ampuh untuk galau dalam hati..

    Semoga menang GAnya 🙂

  10. puteriamirillis
    April 2, 2014

    ODOJ juga ya, sammmaaaa….enak ya ikutan ODOJ itu 🙂

Tinggalkan Balasan ke ayundaslamet Batalkan balasan

Information

This entry was posted on Maret 16, 2014 by in Tulisan untuk Lomba Blog dan Give Away.

Award Kontest Blog

Warung Blogger

Kumpulan Emak-Emak Blogger

Komunitas Bunda Terampil Menulis

Visitors Flag

Flag Counter

Live Traffic Feed

Yang berkunjung Ke Blog Saya

  • 54.292 hits

PageRank My Blog

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 37 pelanggan lain